Jumat, 04 November 2022

Koneksi Antar materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 - Filosofi Ki Hajar Dewantara

 

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Oleh :

Dyah Yuliana, S.Pi
Calon Guru Penggerak Angkatan 7 

1. 1.Kondisi Murid dan pembelajaran di kelas sebelum memahami filosofi KHD

Situasi kegiatan pembelajarn di kelas sangat menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap ilmu yang akan di pelajarinya. Salah satu kunci pembelajaran yang efektif adalah guru mampu menyampaikan pengetahuan dengan jelas dan penuh antusias.  . Menjadi guru yang sukses sangat bergantung pada kemampuan guru menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa. Hubungan tersebut akan meningkatkan kemungkinan bahwa siswa akan memperhatikan dan memahami pesan guru.

Apabila siswa  memperhatikan dengan seksama, mereka akan dengan tekun dan gigih melakukan tugas mereka, meskipun ada banyak tantangan dan hambatan. Mereka akan terlihat senang menyelesaikan tugas mereka dan itu berarti bahwa mereka merasa terlibat dalam pembelajaran. Gambaran diatas merupakan cerminan proses pembelajaran yang sangat di dambakan semua pihak.

Sebelum memahami dan menghayati  pemikiran (filosofi) KHD proses pembelajaran di kelas di cenderung pasif, siswa diberikan materi dimaksudkan. Pembelajaran hanya terjadi satu arah, yang banyak dilakukan di kelas. Guru memberikan materi, kurangnya komunikasi aktif diantara guru dan siswa.

Pembelajaran berpusat pada guru, pembelajaran didesain dalam pengajaran secara langsung guru kepada siswa. Pembelajaran pada pendekatan ini terstruktur, dikendalikan dan dikontrol oleh guru, ekpektasi guru yang tinggi ats kemajuan siswa, memaksimalkan waktu yang dihabiskan siswa untuk tugas-tugas akademik dan usaha meminimalkan pengaruh negative terhadap siswa. Sebagai seorang guru saya cenderung memberikan materi dikelas, hal ini bisa dilihat pada gambar 1 di bawah ini.








Gambar 1. Gambaran proses pembelajaran di kelas

 

2.    Pemikiran atau perilaku pendidik setelah mempelajari filosofi KHD

Pendidikan   diartikan   sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi -tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). 

Slogan Ki Hajar Dewantara adalah  Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Ing Ngarso Sun tulodo berarti  di depan kita bisa menjadi suri tauladan atau contoh, Ing Madya Mangun Karso di tengah kita bisa menjadi penyemangat atau membangkitkan semangat walapupun ditengah kesibukan yang ada dan Tut Wuri Handayani dibelakang kita harus bisa memberikan dorongan moral dan semangat kerja.

Dari hal ini seorang guru harus memiliki jiwa Ki Hajar Dewantara, konsep Ki Hajar Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan kodrat alam, kemerdekaan, kemanusiaan, kebudayaan dan kebangsaan. Semua hal itu bertujaun agar terwujud pendidikan yang memerdekakan siswa.

 








 


Gambar 2. Pembelajaran di luar kelas.

    Pembelajara bisa dilakukan dimanapun berada,bisa di luar kelas, dialam ataupun tempat lainnya.  Beberapa hal yang saya lakukan setelah mengikuti materi filosofi KHD,sebagai seorang pendidik lebih percaya diri dalam mendampingi anak anak saat belajar, diskusi  ataupun saat praktek.

Anak -  anak kita buatkan situasi yang nyaman dam aman saat belajar, diantara guru dan anak tidak jarak yang jauh.  Sehingga anak dalam  menerima materi akan lebih baik.Mereka mengikuti arahan dari guru secara ikhlas, tidak ada paksaan. Guru selalu menuntun anak, memberikan suri taulandan yang baik sehingga anak akan melihat kita. Keteladanan dan tuntunan yang baik akan menjadikan siswa respon positif dan membangkitkan semangat mereka untuk belajar.

 

3.  Penerapan filosofi KHD di kelas Program keahlian Agribisnis Perikanan SMKN 1 Glagah.

Penerapan filosofi KHD di kelas kami adalah

a.    Penerapan ice breaking di awal proses pembelajaran untuk mengajak anak olah raga bersama  atau bermain bersama.

b.    Kegiatan belajar dilakukan secara kelompok kecil sehingga akan terjadi diskusi yang baik antara guru dengan siswa.

c.    Kegitan praktek dilakukan bersama sama antara guru dengan siswa..

d. Dalam proses pembelajaran murid akan lebih percaya diri dalam mengali kemampuan mereka ( presentasi di depan kelas sesuai kemampuan mereka)

e.    Menerapkan kerjasama yang baik diantara teman temannnya.

f.     Tetap memanfatkan gadgets tapi membatasi pemakaian yang tidak perlu.

g.  Pendidikan karakter pada anak diterapkan dengan pelaksanaan apel pagi dan siang. (melatih kedisiplinan siswa)

h.    Penekanan pendidikan berkarakter lebih diutamakan.

i. Untuk materi praktek lebih diperbanyak sehingga tidak ada kebosanan dari anak.

j. Mengajak anak untuk bisa berinteraksi antar sesama temannya.

k. Dijadwalkan belajar langsung di alam bebas, sehingga anak tidak merasa bosan belajar di sekolah.











Gambar 3. Gambar penerapan filososfi KHD

Sebagai  pendidik diharapkan dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini  menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad ke-21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. 

Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Di sini pendidikan karakter sangatlah di perlukan. Budaya bangsa jangan sampai ditinggalkan.



 





2 komentar:

  1. wah terimakasih bu atas ilmunya. sebagai mahasiswa, saya mendapat banyak pengetahuan dari blog ibu yang bisa dijadikan bekal untuk langkah saya berikutnya dalam menyelesaikan tugas kuliah maupun mengajar di masa depan. semangat menulisnya👍🏼

    BalasHapus
  2. Terima kasih kembali, semoga bermanfaat

    BalasHapus

  JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN-MODUL 2.2 “PEMBELAJARAN SOSIAL DAN   EMOSIONAL/KSE”   Oleh : Dyah Yuliana, S.Pi Calon Guru Penggera...